Welcom to the Jungle

Pernah ga kita ketemu orang baru pertama kali tapi kayak udah kenal lama?
Kita liatin lama sampai doi menghilang dan terus mengingat-ingat itu siapa?
Sambil kita pejamkan mata mencari memori yang mungkin meyimpan wajahnya?
Hingga tiba di persimpangan bahwa itu adalah lupa atau memang tidak ada?

Gue sih ga. Cuma nanya aja. Ga penting juga. Langsung ke alinea selanjutnya aja ga usah baper, kuy..

Kadang orang yang biasa aja bagi kita, kenal juga ga dekat-dekat amat pada saat-saat penting malah banyak membantu kita, sebaliknya orang yang kita kenal dekat, terlihat akrab pada akhirnya hanya menjadi penonton saja tidak jarang hanya menjadi kritikus tanpa solusi. Menyebalkan.

Jadi beberapa hari lalu gue dan 3 orang temen gue pergi ke luar kota untuk menghadiri sebuah acara akad nikah teman kami. Sebut saja Andi. Gue sempet sekamar dengan doi sebulan lebih lamanya di Bandung. Tenang saja, kami tidak berdua, ada satu lagi teman gue sebut saja Riwan yang juga sekamar dengan kami. Jadi bertiga. Udah cukup untuk menghindari nasehat jika berdua-duaan yang ketiganya adalah setan.
Kenapa kami yang merupakan pria-pria matang ini harus sekamar dan kenapa di Bandung?

Kembali di akhir tahun 2016 di mana gue dan beberapa orang temen dinyatakan bisa ikut ujian profesi dokter gigi. Tidak ada kabar yang kami tunggu selama 2 tahun lebih coass selain kabar ini.

Semua calon dokter gigi ingin berhasil, menjadi dokter gigi yang mapan, menjadi mantu idaman, bekerja dengan elegan dibalik dental unit, melayani masyarakat dengan senyum tanpa beban, tapi.. tidak semua orang bertahan melalui prosesnya, kadang kita perlu lebih dari sekedar motivasi dan keberuntungan. (mantab Zal)

Selama mengikuti ujian profesi di Bandung untuk menjadi tukang gigi dokter gigi, selama itu pula gue mengenal seluk beluk perilaku Andy dan Riwan begitupun sebaliknya. Hampir tiap malam Andy selalu menelpon pacarnya saat itu, meminta doa dan semangat layaknya kuda horny muda-mudi yang  menjalin hubungan asmara.
Kisah cinta mereka sudah berjalan 2 tahun, bukan waktu yang singkat. 2 tahun ini bisa digunakan untuk menyelesaikan requirement coass kalian wahai adik-adik sejawatku.

Bandung adalah kota yang sangat baik untuk berkembang biak menurut gue, suasananya yang adem, orang-orangnya yang ramah, dan pastinya perempuannya geulis-geulis pisan. Mau cuci mata di sini gampang, naik angkot ketemu, beli rokok di warung ada (gaya Zal, ngisep asep lilin aja batuk-batuk mo ngerokok), apalagi jalan-jalan ke tempat umum pasti tersedia, andy sampai lupa tujuan doi ke Bandung buat apa, doi bukannya belajar materi ujian malah materi akad nikah.
Di Bandung ini unik ya, walaupun matahari sedang tidak cuti alias cerah, tapi suasananya adem ga panas-panas banget, jadi kalo mau jalan-jalan di siang hari santai aja ga masalah.
Masalahnya setelah balik ke rumah, tiba-tiba item aja pokoknya udah.

Para pembaca yang budiman..
Bagaimana dengan Riwan? ga usah ditanya spesies baung langka ini. Ibarat lumba-lumba, Bandung adalah lautannya, ibarat onta, Bandung adalah Padang Masyhar nya, eh padang pasirnya. Doi sampai instal aplikasi sosmed dari Tind*er sampai BeeTal*k hanya buat "screening". Alhamdullilah sebagai teman yang baik tidak jarang gue sering bantuin milih. Doi main Tind*er di sini udah kaya main pokemon, koleksinya lengkap.

"Dulu perutkuu tak beginii~" (nyanyi)

Bandung adalah salah satu kota yang bakal gue kunjungi lagi. Tapi saran gue kalo kesini jangan bawa pasangan, godaannya sama kayak liat iklan sirup Marijan di menit-menit akhir buka puasa, salah-salah bisa putus. Jadi kalo pacar kalian ngajak ke Bandung, mending ke Zimbabwe lebih aman.

Setelah kami kembali ke Banjarmasin (Alhamdullilah tidak kurang satu apapun, cuma kurang lama), Andy ngajak ketemuan dan kami tolak, gue kira doi di suspect dokter kena penyakit mematikan, ternyata bukan, sayang sekali.. Hingga pada suatu hari di grup chat gue, andy dan riwan yang bernama wewe gombel. Entah siapa dan kapan muncul nama ini gue tidak begitu ingat. Andy mengirimkan sebuah foto layaknya foto di buku nikah yang membuat gue dan riwan kaget. Apa benar ada yang mau? Apa benar Andy mau nikah?
Kami masih tidak percaya, karena tingkat kepercayaan dari perkataan doi hanya 2%, lebih banyak tahayul dan legenda.

Hingga datang undangan itu dan kami pun percaya. Ternyata yang menjadi calon istrinya bukan pacar yang selama 2 tahun ini menjadi support doi tapi orang lain yang baru beberapa bulan di kenalnya. Entah apa yang menjadi alasan mereka putus itu adalah privasi, blog gue bukan Lambe Curah yang suka gibah, yang ingin gue garis bawahi adalah sekuat apapun kita mengikat seseorang jika Tuhan bilang tidak, kita bisa apa, bahwa jodoh pasti bertemu mau tidak mau, suka tidak suka, tapi itu yang terbaik buat kita. Insya Allah.

Kebanyakan laki-laki suka liat cewe cantik, seksi dan adem buat cuci mata, tapi tetep untuk jadi ibunya anak-anak, kebanyakan dari kami pasti milih wanita seperti dalam video menit 4.06-4.20 dibawah ini. (click baitnya dewa)


Tulisan ini gue dedikasikan untuk temen-temen seperjuangan gue di Bandung dan spesial buat yang baru melangsungkan akad nikah minggu lalu, semoga doi dan istri menjadi keluarga sakinah mawaddah wa rahmah. Aamiin.

Kami bertiga sempat membuat gempar warganet karena paket kiriman kami yang covernya Suzana, padahal isinya buku. Riwan memang orang yg kreatif.
-btw kami bertiga di pojook kiri atas-



*sengaja gue sensor namanya takut istrinya baca dan terjadi hal-hal tak diinginkan
*baru sadar mukanya lupa disensor



by: Sileo

2 Masukan: