Journey to The Pinus Island

“..hamparan alam luas membentang di jagat khatulistiwa 
harum tanahmu hijau warnamu.. 
takkan pernah terlupakan.."

Itu bukan lagu kangen band. Tenang aja. lirik Kangen band ga jauh-jauh dari bulan, bintang dan tata surya ~

Ini sepotong bait dari lagu Ungu mengantar cerita kali ini ke sebuah sudut desa terpencil di ujung pelosok sudut Banjarbaru, Kalimantan Selatan.  Yah. Memang banyak pemborosan kata. Gue memang ga pinter-pinter banget bahasa indonesia apalagi nulis berait sambil kayang, jadi tolong dimaklumin.

Soo..  belum lama tadi gue dan beberapa orang yang ngaku-ngaku temen gue dengan status mahasiswa kedokteran gigi dan masih ehm.. maaf.. single, mengadakan perjalanan ke sebuah tempat wisata di kawasan riam kanan daerah Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Tujuan kami kali ini adalah memancing. Ya memancing.. hmm.. memancing.. jangankan kalian, gue aja ga yakin rencana ini adalah pilihan terbaik buat kehidupan kami yang masih suka labil.

seperti biasa gue akan memperkenalkan anggota journeyer kali ini.

  1. Tommy. Matanya belo. Dia satu-satunya manusia yang bisa nyetir 24 jam non-stop tanpa nabrak apapun kecuali pot di jalan. Dan gak minta ganti rugi. HEBAT.
  2. Adib. Mantan anak pesantren. Selain kemampuan bertahan hidupnya yang rendah dan merupakan cadangan makanan kami jika kelaparan, dia juga suka pipis membabi buta kalo liat genangan air.
  3. Agi. Bukan upil. kemampuan negosiasi nya yang baik kami butuhkan saat nanti ada yang kesurupan.
  4. Ringga. Penari Harlemshake. Merupakan desainer sampul depan majalah Bobo
  5. Rizal. Penulis. Calon Gubernur Kal-Sel 2030. 
  6. Mahmud. INI SIAPAA????
Dimulai malam sebelum keberangkatan haji kami, Adib yang kami tunjuk sbagai koordinator jadwal merencanakan keberangkatan di mulai keesokan hari pada pukul 05.00 WITA subuh. Sesuai jadwal yang direncanakan ade Adib, kami berangkat pukul 07.00 WITA. Oke kami semua tau menyerahkan tugas pengaturan jadwal pada Adib adalah pilihan yang sulit tepat.
Akhirnya kami berangkat setelah membeli bekal memancing seperti satu umpan dan beberapa pelampung. 

Perjalanan memakan waktu 45 menit dari Banjarmasin dan memakan habis kesabaran, ini karena di jalan Adib dan Agi berebut guling. Gue tau mereka dalam masa - masa disorientasi remaja yang sulit untuk dijelaskan.

Sesampainya disana kami disambut meriah oleh warga - warga disana. (sebut saja paman parkir yang menyamar *red). Sudah banyak mobil-mobil berjejer yang isinya para pemancing profesional. Tas pncing mereka besar dank kelihatan mahal, di isi dengan alat pancing yang keren pula. Gak jauh beda dengan alat pancing kami.....beneran... *emote-pegang-dinding
If you know what i mean -_-
banyak pelajaran yang gue dapat dari tempat ini.. seperti sepeda bisa gantung dengan posisi sempurna..
perhatikan sepeda dibalik manusia montok ini
Sebelum mengarungi luasnya danau di riam kanan ini kami memutuskan untuk sarapan pagi terlebih dahulu di warung dekat danau.. makanan disana cukup murah dan cukup dikit buat mahasiswa seperti kami ._.
Baru beberapa saat kami selesai makan ada bapak-bapak paruh baya yang mengaku sebagai supir kelotok menawarkan diri. Maksudnya menawarkan diri untuk mengantar kami ke spot mancing yang "katanya" banyak ikan. Bapak-bapak tanpa kumis yang sudah puber ini mematok harga 400 ribu dari pagi sampai sore hari. Kemudian kami bergegas pulang. 
-Tamat-

Begitulah kira-kira kejadian selanjutnya jika bapak tersebut ga mau di tawar lagi. Untung kami punya Agi. Dia kami jual buat nutupin biaya penyewaan kelotok. Itu rencana gue kalau Agi gagal menawar, tapi ternyata dia bisa menawar sampai 250 ribu!!! Turun jauh dari harga sebelumnya. Bapak-bapak tanpa kumis ini memang kampret, emangnya dia aja yang mau naik haji !
. . . . . .
Setelah kami dan bapak-bapak tadi cocok dengan masalah harga dan perasaan, kami pun siap untuk berlayar.

ekspektasi gue di dermaga..
 kenyataan...


Gue memang ga bisa bedain mana yang mau ke waduk sama keliling samudera ~ah sudahlah..

Naik kelotok itu gak afdol kalo kita belum naik ke atapnya. Jadi dengan binalnya gue dan Tomi langsung manjat ke atap kelotok dan ngambil foto-foto pemandangan di sekitar kami..dan..
gue nemu landak !?

Ternyata bukan landak. Itu murni rambut Tomi

Gue yakin walaupun spesies landak sudah punah dimasa depan, rambut model gini bakalan abadi sepanjang masa...masa yang suram.

Banyak kejadian aneh gue temukan selama di perjalanan menuju spot mancing..


Orang ini pakai helm di atas perahu. Ada juga yang parkir motor di pulau kecil. Gimana bisa motornya kesana? Siapa yang bertanggung jawab? Dimana KPK saat korupsi meraja lela ??

liat tempat gini jadi inget tempat serupa di belahan bumi yang lain..
Oke. Beda. JAUH.
sejauh-jauhnya imajinasi gue tentang hal di atas. Gak akan lebih absurd dibandingkan orang ini dan apa yang ada di fikirannya..
sebut saja bukan temen gue

setelah liat gambar diatas, pasti lo smua mikir dia lagi pipis.. kalian semua salah. Orang itu sedang melukis di atas air..
Pemberantas kejahatan dan kejantanan
Sesampainya di spot mancing. Kami semua mikir ini jebakan. karena jauh dari ekspektasi gue tentang spot memancing. Tempat kami di berhentikan ga lebih kaya tempat mandi anak-anak yang kehilangan jati dirinya..
 Agi dan Ringga langsung memasang umpan dan melempar pancing ke pinggir danau. 10 menit kemudian ga ada tanda-tanda kehadiran ikan. Entah karna bapak-bapak supir tadi ga mau disangka penipu, dia akhirnya turun dari perahu dan memancing di tempat yang banyak rumput-rumputnya. Ga lama Bapak-bapak tadi dapat ikan. -.-
3 menit kemudian bapak-bapak tadi dapat ikan LAGI ! -____-
5 menit kemudian Bapak tadi DAPAT IKAN LAGI !! (dalam 10 menit bapak tadi sudah dapat ikan 3 ekor).

Adib ternganga.. Tomi tak bersuara..Agi sholat Dhuha.. Ringga pup di celana.

Akhirnya gue memberanikan diri nyeburin pamannya ke danau  minjem pancing pamannya. Alhamdulilah setelah pindah tempat mancing dekat dengan orang tanpa kumis tadi, Adib mendapat kan ikan pertamanya. HOREE. kemudian ga lama gue juga dapat ikan pertama. Nangis haru.
Ringga yang dari tadi cuma liat tetep kekeuh diem di atas perahu sambil menunggu umpannya di patuk ikan. Dia gak mau menerima saran kami buat mancing di spot yang di anjurkan paman kelotok tadi. Alasannya sederhana. Dia mau setia.
Gue masih bingung apa hubungan mancing sama setia. Mungkin dia lagi galau.
Gak lama gue dan adib dapat ikan lagi, entah karna mabok laut atau pengen dapat ikan. Abang Ringga akhirnya turun dari kelotok dan memancing di dekat spot Gue dan Adib. Naas. Dia tetep ga dapat ikan.
Tomi yang dari tadi cuma liat kami mancing akhirnya nyoba mancing di spot abang Ringga mancing sebelumnya. Dan gak lama Tomi dapat ikan. The Lucky Cina. #SafeFishForRingga

                                       
Gambar 1
Gambar 2
 





lihatlah senyum orang-orang diatas
Gambar 1. ketawanya yang natural menandakan anak ini kurang makan
Gambar 2. lihat senyum ade ini. Begitu lugas, polos dan sederhana
Gambar 3. setidaknya gue melakukan hal baik di hidup gue. Membahagiakan orang tua teman
.



ada beberapa temen gue  yang gak ikut.. kami bikin ini supaya kalian iri.. hahaha

Ending dari perjalanan kami adalah cukup memuaskan. Agi dan Tomi dapat 1 ikan. Gue dapat 3 ikan dan ade Adib dapat 4 ikan. Kayaknya dia memang hoki buat mancing ikan, sayang dia lebih sering gagal dalam mancing cewek.. tsahhh~

kami mendapat beberapa kilo ikan nila kecil, beberapa saluang dan ikan merah yang di tangkap bapak-bapak supir kelotok..Ada beberapa part yang sengaja gue skip karena kasian sama orangnya, seperti ringga yang ga dapat ikan satupun saat mancing, itu sengaja gak gue kasih tau karna itu aib menurut gue. Bijak.


..bukan ikan yang kami cari, bukan foto yang bagus yang kami dapat.. tapi moment yang akan selalu kami ingat dan tak akan pernah terlupakan..



dengar kawan.. uang mungkin penting bagi kita.. tapi apakah dia bisa membuat moment di masa lalu??



by: si leo

2 Masukan: