Seperti sebelumnya. Gue akan memperkenalkan temen-temen gue.
1. Arifin Himakagi aka Ifin. Kelas memancing : Newbie. Temen gue yang paling siap buat perlengkapan menginap. Doi bawa mini kompor, gas, gelas, sendok, piring dan sleeping bed. Gue sampai bingung ini mau mancing apa lagi dihukum sama istri.
2. Rusdari Rahman aka Omes (bukan Otak MESum). Kelas memancing : Newbie**. Temen mancing gue yang paling berisik (kalau di daratan). Sampai saat ini gue masih bingung bedain perilaku doi lagi mabuk sama sadar.
3. Tommy aka Imot. Kelas memancing: Agak Pro. Satu-satunya manusia paling hoki yang pernah gue kenal. Gue curiga doi mancing ga pakai umpan aja ikan bisa kejebak. Kebayang dong doi kalau mancing cewek gimana. -cupu sih-
4. Gue. Kelas memancing: Condong ke Pro. Ya gitulahh. Nanti kalau gue bilang jago mancing dilaut dikira sombong. Anaknya emang rada songong nih.
5. Mas Tyo ga punya aka. Kelas memancing: antara newbie dan pro. Donatur sembako kami di lautan. Rencana kami mancing 1 malam, tapi Mas tyo bawa bekal buat 1 Ramadhan.
6. Mas Bams aka sebenernya kakak teman mas tyo. Kelas memancing: Profesional banget sumpah. Mungkin ini yang disebut pemancing kelas kakap. Ga diragukan lagi kemampuan Abang ini dalam memancing. Perlengkapan mancing beliau juga komplit. Gue yakin doi punya toko mancing dan setengah barang dagangan doi bawa saat mancing kali ini. Pertama kali gue ngeliat doi, gue kira pekerjaan abang ini tim gegana penjinak bom, hampir seluruh badan doi ketutup pakaian. Keren.
Seyogyanya grup mancing profesional. Gue dan temen - temen mendirikan tempat buat diskusi mancing, info mancing dsb. Kami bikinnya di LINE. Mancing mania KG. Anggotanya hampir 15 orang, tapi yang berangkat mancing ke laut cuma ber 5. Sisanya cuman nyaring di suara tapi nyalinya segede upil cicak. Semua laki-laki mah sama aja ~
25 Januari 2015 Pukul 16.00 WITA kami dijadwalkan pergi ke Tanjung Dewa, Batakan, Kal-Sel yang merupakan tempat mancing kami. Tapi seperti spesies komodo lainnya, kami molor 2 jam sehingga baru brangkat sekitar pukul 18.00 WITA. Malam itu entah kenapa cuaca tiba-tiba hujan deras sepanjang perjalanan, padahal ini bukan musim kemarau....oke next.
Selama perjalanan omesh ini yang paling aktif ngomong, dan ifin yang sibuk menjawab omongannya. Mereka seperti pasangan pejabat dan istri simpanan yang sudah saling pengertian dalam biduk rumah tangga. Saking aktifnya mereka, radio di mobil Tommy dimatikan. Perjalanan menuju spot mancing skitar 4 jam-an. Karena lapar ditengah perjalanan, tepatnya di Pelaihari kami singgah untuk makan nasi goreng.
Saat menunggu makanan datang tiba-tiba Mas Bams nyeletuk sambil ngeliat
Mas Bams : "Kalian ini hebat ya, mancing dilaut pakai celana pendek aja"
Omesh: " Loh? kan kapalnya gede mas"
Ifin: " Iya, ada atapnya lo mas kapalnya"
Abang: " kapal yg mau kita sewa ini yang kecil dan ga pake atap"
Gue dan Tommy saling pandang. Seolah-olah gue bisa membaca kalimat di raut muka Tommy "Kampret kita salah kostum lay"
"Asem ma! ho oh" jawab gue dalam hati.
Perjalanan pun dilanjutkan, kami sampai di Tanjung Dewa sekitar pukul 22.30 WITA. Langsung disambut oleh seorang warga yang memang sudah kami contact, semacam makelar gitu. Cuaca di pantai saat itu berangin dan kata warga disana ombaknya lumayan besar, jadi kami disarankan buat mancing di pinggir pulau saja. Kami memasang muka kecewa, padahal niatnya memang cuma mau mancing di pinggir.
Setelah semua deal, kami pun menyiapakan alat pancing. Konon dinamakan Tanjung Dewa karena dulu banyak Dewa-dewa yang patah hati suka nyepi di Tanjung ini. Oke yang ini gue ngarang bebas.
Sebelum berangkat, ga lupa kami berdoa dan update status sebagaimana makhluk bumi pada umumnya. Gue sempat liat ifin update di P*th gini "I love angin laut". Oke, mungkin orang ini memang dilahirkan dilautan, batin gue.
Perhatikan baik-baik, yang mukanya kliatan sangar belum tentu 'sesangar' itu saat dilautan~
Setelah menunggu di tepi pantai sekitar 30 menit akhirnya kapal, perahu sampan kami datang. Pertama kali gue menginjakkan kaki di sampan sudah terasa, rangkaian papan mengapung yang disebut sampan ini rentan tenggelam. Labil kyak abege. Karna ombak yang besar sampan ini goyang-goyang, saat kami mulai berangkat gue merasakan sekeliling gue aneh, sepertinya gue 'hanyut' dan menunjukkan gejala-gejala mabuk laut. Tapi untung saat itu ada sesosok tapir bayangan datang mendekat, -karna saat itu malam dan tidak ada lampu- ternyata ifin, doi ngasih gue pencerahan tentang tips dan trik menghadapi mabuk laut, gue sangat ingat kata-kata doi.
"Jangan di lawan rizal, ikuti aja arus ombaknya, ikuti Rizall, ikutii nakk" kata ifin, gue ngeliat saat itu juga ifin disinari cahaya bulan yang terang bak seorang juru penyelamat.
"Jangan di lawan rizal, ikuti aja arus ombaknya, ikuti Rizall, ikutii nakk" kata ifin, gue ngeliat saat itu juga ifin disinari cahaya bulan yang terang bak seorang juru penyelamat.
Akhirnya nasihat itu gue ikuti, ga beberapa lama gue kembali normal. 15 menit kemudian kami sampai di spot 1 di dekat sebuah pulau. Pulau Datu. Disana kami segera melempar pancing, tapi seperti biasa, pancing tommy kusut dan harus di rangkai ulang. Masalah tali-kusut-ala-Tommy ini sudah kronis. Mungkin waktu kecil dia ga pernah main layangan, jadinya gini tiap mau mancing. Tapi alasan kali ini kata doi, salah benang. Dia kebawa benang jahit mama nya. Padahal mamanya ga bisa njahit.
Sesaat kemudian, omesh dapat ikan di susul ifin dan tommy tapi kecil banget. Ga beberapa lama setelah dapat ikan, omesh tiba-tiba diam dan tidak seaktif di daratan sebelumnya, doi terduduk sambil menunduk, kemudian dia berbaring sikap kucing tidur melingkar. Oke doi sah mabuk laut, gue ifin dan tommy yang memang jahil sejak kandungan ketawa barengan. Tapi...
5 menit kemudian ifin mengalami gejala dan gambaran klinis serupa. Riang -> Tiba2 diam -> terduduk -> menunduk -> berbaring -> Mabuk laut.
5 menit kemudian ifin mengalami gejala dan gambaran klinis serupa. Riang -> Tiba2 diam -> terduduk -> menunduk -> berbaring -> Mabuk laut.
Gue dan Tommy cuman bisa ketawa ngakak liat adegan itu. Ternyata tingkat kejahilan kami sudah ada sejak fase zigot. Huahaha
hampir 4 jam kami terombang-ambing di laut dan hanya mas Bams yang gue perhatikan kuat mancing. Karna kasihan liat temen-temen gue mabuk laut, akhirnya kami memutuskan buat istirahat sebentar dipulau datu.
dari titik ini kita bisa melihat mana paha pribumi mana paha pricina.
sekitar 1 jam kami tertidur, pukul 06.00 kami bikin sarapan. Oke sebenernya yang bikin ifin. kami cuma ikut makan mhihihi
Jadi saat kami semua terbangun, ada sesosok tubuh yang masih terbaring di antara dinginnya bebatuan. Dia omesh. Ga berapa lama doi kebangun dan gue ngeliat ada serpihan irregular-beraroma-sampah di samping doi tidur. Bentukannya mirip nasi goreng yang tadi malam gue makan, tapi lebih berkuah dan bau. GILAA. Doi Muntah diam-diam. Dan doi bisa tidur sampingan sama muntahannya sendiri. TAMBAH GILA. Ini manusia memang dasar kuat apa saraf hidungnya putus pas lagi di laut tadi malam.
Walaupun masih kebayang-bayang bentuk muntahan tadi, karena lapar gue dan yang lain tetap harus sarapan.
Pasti kalian mikir. "itu ga sekalian buka warung aja" PERSIS seperti yag gue fikirkan.
Benar pepatah yang bilang." Kalau sedang lapar, semuanya jadi keliatan enak" dan indomie-satu-kedikitan-dua-kebanyakan ini saat itu serasa sphageti la pazta
Setelah bikin sarapan, chef ifin segera meracik teh hangat untuk kami semua. Kemudian saat itu juga turun firman Tuhan melalui malaikat Jibril...
"Maka..nikmat calon suami manakah yang engkau dustakan"
Sambil menikmati makanan, teman mas tyo sudah mulai memancing duluan di pinggir pulau menggunakan perahu. Kami semua cuma bisa liat sambil ketawa-ketiwi, " ga mungkin ada ikan lah jam segini" fikir kami.
Karna Mas Bams ini katanya profesional, tapi belum dapat ikan 1 pun sejak tadi malam. kami mulai meragukan kemampuannya. 10 menit kemudian, mas nya dapat ikan. Kami pun positif thinking itu ikan ga sengaja ke kait kailnya. Lalu masnya kmbali dapat ikan, kami fikir itu keberuntungan, ga lama masnya dapat lagi. Kami mulai terdiam. 10 menit sejak ikan pertama, masnya sudah dapat sekitar 10 ikan. Kami kemudian memutusan untuk ikut memancing, sopir perahu kami menyarankan untuk pergi ke spot ke 2. Ternyata disana banyak ikan. VOILAA!!
Merem aja doi dapat ikan apalagi melek.
Seperti biasa, awal perjalanan omes dan ifin adalah orang yang paling bersemangat buat mancing. Sesampainya di spot 2. Tiba-tiba siklus-tadi-malam terulang kembali. Dengan orang yang sama lagi. Persis seperti 2 orang mantan yang rujuk kembali. Kemudian terjebak pada fase yang sama lagi. *hilangfokus*
Yang baju merah alasannya "ngantuk" yang jaket ungu ga bisa ngomong lagi, pita suaranya di makan ikan.
Yang topi biru itu pemancing beneran. Terlihat jelas perbedaannya dengan kami untuk masalah kostum.
Sejurus kemudian, sampan tiba-tiba miring kekanan seperti terhantam ombak, kami menoleh dann " "HOOEEKK" keluarlah isi dan organ dalam pencernaannya..
Omesh ini gue akuin orangnya kreatif dan inovatif, bayangin aja suara muntahannya bervariasi, antara doi marah sama suara muntah hampir sulit di bedakan, dari "HOOEEKK" "GROOUKK" "WOOOEKK" "WOOII" "NJIIRR"
Kalau ada geng anak kapal yang nongkrong di pantai sambil trek-trekan pasti bubar dikira ada badak jawa ngamuk..
Tak perlu penjelasan lagi. Epic Fail. Gue dan Tommy sibuk merakit infus buat kedua orang ini..sambil-ngakak-guling-guling~
Ketika ikan tengah ramai diperairan, gue tommy mas tyo dan mas bams sangat asik mengangkat ikan yang terjerat, kecuali mas tyo. Tapi kami harus menyudahi keseruan ini karena terdengar rintihan sayup - sayup seperti orang sekarat yang butuh pertolongan segera..
" Pulanngg pulaaanngg, gaak kuatt bangg, zainudin mau pulangg ke rawa-rawaaa.."
"darataann, manaa darataannn, pulaanngg tolooongg" rintihan itu terdengar semakin jelas.
Ternyata itu omesh dan ifin yang merengek minta pulang. Akhirnya kami terpaksa pulang lebih awal..
Hilang sudah kegagahan 2 laki-laki di atas, imej laki-laki super hero mereka dimata gue cuman jadi laki-laki kuat yang ga tahan angin laut.
Hilang sudah kegagahan 2 laki-laki di atas, imej laki-laki super hero mereka dimata gue cuman jadi laki-laki kuat yang ga tahan angin laut.
Mas Tyo. Walaupun di foto ini doi banyak megang ikan, aslinya cuma doi yg ga dapat ikan. Ironis.
Seperti halnya belanja yang hanya bisa dinikmati oleh wanita. Mancing pun hanya bisa dinikmati oleh para pemancing.
Dan pada akhirnya cuma gue, Tommy dan Mas Bams yang bahagia kali ini mancing di laut, sepertinya ifin dan omesh tidak akan pernah lagi mancing dilaut pakai sampan. Selamanya.
Foto favorit gue adalah...
Foto of the day!
Pesan Moral:
Sekuat-kuat nya elo, se jantan-jantannya elo, selama elo punya riwayat mabuk laut. Jangan pernah pergi ke laut.
by: Sileo
Epic muka ka ipin kaya orng terdampar. Haha
BalasHapussialan..
BalasHapus